PENGUKURAN
DAN KESALAHAN
1.1
Defenisi
Di dalam pengukuran umumnya
dibutuhkan suatu instrumen dan instrumen diperlukan :
- untuk menentukan suatu besaran (
kuantitas ) atau variabel.
- membantu peningkatan ketrampilan
manusia dan dalam banyak hal memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai dari
suatu besaran yang tidak diketahui, karena tanpa bantuan instrumen manusia
tidak dapat menentukannya.
Untuk menggunakan instrumen –
instrumen secara cermat :
- perlu memahami prinsip-prinsip
kerjanya dan
- mampu memperkirakan apakah instrumen
tersebut sesuai untuk pemakaian yang
sudah ditentukan.
Dalam
pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan didefinisikan sebagai berikut
:
- Instrumen : Sebuah alat untuk menentukan nilai atau kebesa- ran suatu
kuantitas atau variabel.
- Ketelitian/accuracy : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan
instrumen mendekati sebenarnya dari variabel yang diukur.
- Ketepatan/
precision : suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu harga tertentu untuk sebuah
variabel, presisi merupa- kan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan
hasil pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan.
- Sensitivitas/sensitivity : perbandingan
antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan masukan atau
varia-bel yang diukur.
- Resolusi/resolution : perubahan
terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana instrumen akan memberi respons.
- Kesalahan/error
: penyimpangan variabel yang diukur dari harga/nilai yang
sebenarnya.
1.2
Ketelitian dan Ketepatan
- Ketelitian/accuracy : menyatakan
tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu
hasil pengukuran terhadap harga yang sebenarnya.
- Ketepatan/precision : menyatakan
tingkat kesamaan didalam sekelompok pengukuran atau sejumlah instrumen.
Kadang-kadang
kita sering keliru menafsirkan antara ketelitian dan ketepatan, untuk
menunjukkan perbedaan antara keduanya, mari kita tinjau contoh berikut ini :
Dua buah
voltmeter yang pembuatan dan modelnya sama,
mempunyai jarum penunjuk yang ujungnya tajam dan juga dilengkapi dengan
cermin untuk menghindari beda penglihatan ( paralaksis ) dan skala
masing-masing voltmeter telah dikalibrasi dengan seksama, dengan demikian kedua
voltmeter dapat dibaca pada ketepatan yang sama, akan tetapi jika nilai tahanan
deret dari salah satu voltmeter berubah banyak, pembacaannya dapat menyebabkan
kesalahan yang cukup besar dan karenanya ketelitian kedua voltmeter tersebut
dapat berbeda sama sekali. Untuk menentukan voltmeter mana yang menghasilkan
kesalahan, diperlu-kan suatu voltmeter standar untuk perbandingan.
Ketepatan
terdiri dari dua karakteristik :
- kesesuaian ( conformity )
- jumlah angka yang berarti ( significant
figures ), terhadap mana suatu pengu -kuran dapat dilakukan.
Contoh
lainnya, misalnya sebuah tahanan yang besarnya 1384572 Ω, setelah diukur dengan
ohm meter secara konsisten dan berulang, menghasilkan 1,4 Mega-ohm.
Pertanyaan,
apakah orang yang mengukur sudah membaca harga yang sebenar nya ?. Dalam hal
ini hasil yang diberikan adalah pembacaan yang mendekati harga yang sebenarnya
berdasarkan penaksiran.
Walaupun
dalam pengamatan tidak terdapat penyimpangan, maka kesalahan yang diakibatkan
karena pembatasan terhadap pembacaan skala adalah suatu kesalahan presisi.
Dari
contoh diatas, disimpulkan bahwa kesesuaian adalah suatu persyaratan yang perlu
tetapi belum cukup untuk memperoleh ketepatan, sebab angka-angka yang berarti
belum dibicarakan.
Dengan
cara yang sama presisi merupakan sesuatu yang perlu, tetapi belum cukup untuk
persyaratan ketelitian.
1.3 Angka-angka yang Berarti
Ketepatan
pengukuran diperoleh dari banyaknya angka-angka yang berarti, dimana
angka-angka yang berarti ini akan memberikan informasi aktual / nyata mengenai
kebesaran dan ketepatan pengukuran dan semakin banyak angka-angka yang berarti,
ketepatan pengukuran akan menjadi lebih besar.
Sebagai
contoh : nilai sebuah tahanan 70 Ω, ini
berarti tahanan tersebut akan lebih mendekati nilai 70 Ω daripada nilai 69 Ω
atau 71 Ω.
Selanjutnya,
jika nilai sebuah tahanan 70,0 Ω, berarti nilai tahanan mendekati 70,0 Ω daripada 69,9
Ω atau 70,1 Ω.
Pada
tahanan 70 Ω terdapat dua angka yang berarti, sedangkan pada tahanan 70,0 Ω terdapat tiga angka yang berarti,
sehingga dapat dikatakan bahwa tahanan 70,0 Ω
mempunyai angka yang berarti yang lebih banyak, dan mempunyai ketepatan
yang lebih tinggi daripada tahanan 70 Ω.
Sering
terjadi bahwa banyaknya angka belum tentu menyatakan ketepatan pengukuran.
Bilangan-bilangan besar dengan angka-angka nol sebelum titik desimal sering
digunakan pada penaksiran jumlah
penduduk dan uang.
Sebagai
contoh : jika jumalh penduduk suatu daerah dilaporkan dalam enama angka
sebanyak 390.000, ini bias diartikan bahwa penduduk yang sebenarnya adalah
antara 389.000 dan 390.001. karena dalam hal ini jumlah penduduk hanya dapat
dilaporkan dalam dua angka yang berarti, maka
bentuk penulisan yang lebih tepat adalah dengan menggunakan perpangkatan
sepuluh, misalnya 39 x 104 atau 3,9 x 105 .
Untuk mencatat suatu hasil pengukuran
adalah biasa / lazim menggunakan seluruh angka yang diyakini mendekati ke harga
yang sebenarnya, misalnya : jika sebuah voltmeter dibaca 115,1 volt, ini
menunjukkan bahwa penaksiran yang paling baik menurut pengamat lebih mendekati
115.1 volt daripada 115 volt atau 115,2 volt.
Cara
lain untuk menyatakan hasil pengukuran adalah dengan menggunakan rangkuman
kesalahan yang mungkin ( range of possible error ). Dengan cara ini tegangan
dapat dituliskan menjadi 115,1 ± 0.5 volt, ini berarti nilai tegangan terletak
antara 115, 05 volt dan 115,15 volt.
1
Jika
sejumlah pengukuran yang independen dilakukan untuk memperoleh hasil yang
paling dekat ke harga yang sebenarnya, umumnya hasilnya dinyatakan dalam nilai
rata-rata dari seluruh pembacaan dan rangkuman kesalahan yang mungkin merupakan
penyimpangan terbesar dari nilai rata-rata tersebut, hal ini ditunjukkan pada
contoh 1.
Contoh
1 : Suatu
rentetan pengukuran tegangan yang independen dilakukan oleh empat pengamat yang
menghasilkan : 117,02 Vt, 117,11 V, 117,08
V, dan 117,03 V.
Tentukan :
a. tegangan rata-rata
b. rangkuman kesalahan
Penyelesaian :
E1 + E2
+ E3 + E4 117,02 + 117, 11 + 117,08 + 117,06
a. Erata-rata
= ------------------------------ = -----------------------------------------------
= 117,06 V
4
4
b. rangkuman
= Emaks - Erata-rata = 117,11 - 117,06
= 0,05 V
atau
= Erata-rata - Emin = 117,06 -
117,02 = 0,04 V
maka,
rangkuman kesalahan rata-rata, menjadi ;
(
0,05 +
0,04 ) / 2 = ±
0,045 = ±
0,05 V
2. Jika dua atau lebih pengukuran dalam
tingkat ketelitian yang berbeda dijumlahkan, maka hasilnya hanya seteliti
pengukuran yang paling kecil ketelitiannya, hal ini dijelaskan pada contoh 2.
Contoh 2 : Dua buah tahanan R1 dan R2 dihubungkan secara seri, pengu-kuran masing-masing menggunakan jembatan wheatstone, menghasilkan R1 = 18,7
Ω dan R2 = 3,624 Ω.
Tentukan : Tahanan total sampai
beberapa angka yang berarti yang sesuai.
Penyelesaian :
R1 =
18,7 Ω ( tiga angka yang berarti )
R2 = 3,
624 Ω
( empat angka yang berarti ), maka :
RT = R1 + R2 =
22,324 Ω ( tiga angka yang berarti ) =
22,3 Ω
3. Banyaknya angka-angka yang berarti dalam
perkalian dapat bertambah dengan cepat, akan tetapi sekali lagi diingatkan
bahwa yang diperlukan dalam jawaban hanya angka-angka yang memenuhi, seperti
ditunjukkan pada contoh 3.
Contoh
3 : Untuk menentukan penurunan tegangan, arus sebesar 3,18 A
dialir-kan melalui sebuah tahanan 35,68
Ω.
Tentukan
: Penurunan tegangan pada tahanan sampai
angka-angka berarti yang memenuhi.
Penyelesaian
:
VR =
I R = (
3,18 ) x
( 35,68 ) = 113,4624 V =
113 V
(
karena di dalam perkalian tersebut terdapat tiga angka yang berarti ( 3,18 ),
maka jawaban hanya dapat dituliskan maksimal dalam tiga angka yang berarti ).
Dalam
praktek, jika angka-angka yang paling tidak berarti, dalam posisi pertama yang
dihilangkan lebih kecil dari lima, maka angka tersebut beserta angka-angka
berikutnya dihilangkan ( lihat contoh 3 ).
Jika
angka-angka dalam posisi pertama yang akan dihilangkan sama atau lebih besar
dari lima, maka angka sebelumnya ditambah satu. Dengan demikian untuk ketepatan
tiga angka , 113,46 dibulatkan menjadi 113 dan 113,74 dibulatkan menjadi 114.
3. Penjumlahan angka-angka disertai
dengan rangkuman keragu-raguan diberikan pada contoh 4.
Contoh 4 : jumlahkan 826 ± 5 dan 628
± 3
Tentukan : rangkuman
keragua-raguan dalam persen
Penyelesaian :
N1 =
826 ± 5 (
± 0,605 % )
N2 =
628 ± 3 (
± 0.477 % )
N1 + N2 =
1.454 ± 8 (
± 0,55 % )
Jika
kedua bilangan pada contoh 4 dikurangkan, maka :
N1 - N2 =
198 ± 8 (
± 4,04 % ).
Jadi
dari penjelasan diatas keragu-ragu selalu dijumlahkan baik untuk penambahan
maupun pengurangan.
1.4 Jenis-Jenis Kesalahan
Tidak ada pengukuran yang
menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi penting untuk mengetahui : ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran.
Kesalahan-kesalahan
pada pengukuran, umumnya dibagi dalam 3 ( tiga ) jenis utama, yaitu :
1. Kesalahan-Kesalahan
umum ( gross errors ) :
Kebanyakan disebabkan kesalahan
manusia, antara lain :
a. kesalahan pembacaan alat ukur
b. penyetelan yang tidak tepat
c. pemakaian instrumen yang tidak
sesuai
d. kesalahan penaksiran
2. Kesalahan
kesalahan sistematis ( systematic errors
)
Disebabkan kekurangan-kekurangan
pada instrumen sendiri, seperti :
a. kerusakan atau adanya bagian-bagian
yang aus dan,
b. pengaruh lingkungan terhadap
peralatan dan pemakai
3. Kesalahan-kesalahan
yang tidak disengaja ( random errors
)
Disebabkan oleh penyebab-penyebab
yang tidak dapat secara langsung diketahui, karena perubahan-perubahan
parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.
1.4.1 Kesalahan-kesalahan Umum ( gross
errors )
Seperti
telah dijelaskan diatas, kesalahan-kesalahan ini terjadi kebanyakan disebabkan
oleh manusia dalam melakukan pengukuran dan selama manusia terlibat dalam
pengukuran kesalahan ini tidak dapat dihilangkan, sehingga perlu dilakukan
perbaikan dan pencegahan.
Beberapa
kesalahan umum mudah diketahui, akan tetapi lainnya mungkin sangat tersembunyi.
Kesalahan
umum yang sering dilakukan pemula adalah pemakain alat ukur yang tidak sesuai.
Pada umumnya instrumen-intrumen penunjuk berubah kondisi sampai batas waktu
tertentu, setelah digunakan mengukur sebuah rangkaian yang lengkap, dan
akibatnya besaran yang diukur akan berubah.
Sebagai
contoh : sebuah voltmeter terkalibrasi dengan baik dapat menghasilkan pembacaan
yang salah bila dihubungkan diantara dua titik di dalam sebuah rangkaian
tahanan tinggi ( contoh 5 ), sedangkan jika voltmeter tersebut dihubungkan ke
sebuah rangkaian dengan tahanan rendah, pembacaannya bisa berlainan tergantung
pada jenis voltmeter yang digunakan ( contoh 6 ).
Contoh-contoh
berikut menunjukkan bahwa voltmeter menimbulkan suatu “ efek pembebanan ( loading effect ) terhadap rangkaian,
yaitu mengubah keadaan awal rangkaian tersebut ketika mengalami proses
pengukuran.
Contoh
5 : Sebuah
voltmeter dengan kepekaan ( sensitivity
) 1000 Ω / V memba -ca 100 V pada skala
150 V, jika dihubungkan diantara ujung-ujung sebuah tahanan yang besarnya tidak
diketahui, dan tahanan ini dihubungkan seri dengan sebuah miliamperemeter, bila
miliamperemeter membaca 5 m A,
Tentukan:
a. tahanan yang terbaca
b. nilai tahanan aktual dari tahanan
yang diukur
c. kesalahan karena efek pembebanan
voltmeter
Penyelesaian
:
a. Tahanan total rangkaian :
RT = VT
/ IT = 100 / 5 x 10 – 3 = 20 KΩ
Dengan
mengabaikan tahanan mili ampermeter, harga tahanan yang tidak diketahui Rx =
20 KΩ
b. Tahanan voltmeter :
Rv
= 1000 Ω / V
x 150 V =
150 KΩ
Karena
voltmeter tersebut parallel terhadap tahanan yang tidak diketahui, maka :
RT Rv 20
x 150
Rx =
----------- = ---------------- =
23,05 KΩ
Rv - RT 130
c. Persentase kesalahan :
aktual - terbaca
% kesalahan
= ----------------------- x 100
%
aktual
23,05 - 20
=
----------------- x 100 %
= 13,23 %
23,05
Contoh
6 : pada contoh 5, jika miliampermeter
menunjukkan 800 mA dan voltmeter menunjukkan 40 V pada skala 150 V
Tentukan:
a. tahanan
yang terbaca
b. nilai
tahanan aktual dari tahanan yang diukur
c. kesalahan
karena efek pembebanan voltmeter
Penyelesaian
:
a. Tahanan total rangkaian :
RT = VT
/ IT = 40 / 0,8 =
50 Ω
Dengan
mengabaikan tahanan miliampermeter, harga tahanan yang tidak diketahui Rx =
20 KΩ
b. Tahanan voltmeter :
Rv
= 1000 Ω / V
x 150 V =
150 KΩ
Karena voltmeter tersebut parallel
terhadap tahanan yang tidak diketahui, maka :
RT Rv 50
x 150
Rx =
----------- = ---------------- = 50,1
Ω
Rv - RT
149,5
c. Persentase kesalahan :
aktual - terbaca
% kesalahan
= ----------------------- x 100
%
aktual
50,1 - 50
=
--------------- x 100 %
= 0,2 %
50,1
Kesalahan-kesalahan
yang disebabkan oleh efek pembebanan voltmeter dapat dihindari dengan
menggunakan alat tersebut secermat mungkin, misalnya, sebuah voltmeter dengan tahanan kecil tidak
akan digunakan untuk mengukur tegangan- tegangan dalam sebuah penguat tabung
hampa, akan tetapi diperlukan sebuah voltmeter dengan impedansi masukan yang
tinggi.
1.4.2 Kesalahan Sistematis ( systematic errors )
Kesalahan
sistem matematis, umumnya dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu :
1. Kesalahan-kesalahan instrumental,
yaitu kekurangan-kekurangan dari instrumen itu sendiri.
2. Kesalahan-kesalahan lingkungan,
yaitu yang disebabkan oleh keadaan-keadaan luar yang mempengaruhi pengukuran.
1. Kesalahan –
kesalahan instrumental ( instrumental
errors ),
kesalahan-kesalahan yang tidak dapat dihindarkan dari instrumen, karena
struktur mekanisnya. Misalnya :
- gesekan komponen yang bergerak
terhadap bantalan, dapat menimbulkan pembacaan yang tidak tepat ( pada alat
ukur d’Arsonval ).
- tarikan pegas yang tidak
teratur, perpendekan pegas.
- berkurangnya tarikan karena
penanganan yang tidak tepat atau pembebanan instrumen secara berlebihan.
Jenis
kesalahan instrumen lainnya :
- Kalibrasi yang menyebabkan pembacaan
instrumen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sepanjang seluruh skala.
- Kegagalan mengembalikan jarum
penunjuk ke angka nol sebelum melakukan pengukuran.
Kesalahan-kesalahan instrumen
terdiri dari beberapa jenis, tergantung pada jenis instrumen yang digunakan,
dan yang selalu harus diperhatikan adalah memastikan instrumen yang digunakan
bekerja dengan baik dan tidak menambah kesalahan-kesalahan lainnya.
Kesalahan-kesalahan pada instrumen,
dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap :
- tingkah laku yang tidak umum terjadi
- kestabilan
- kemampuan instrumen untuk memberikan
hasil pengukuran yang sama.
Suatu
cara yang mudah dan cepat untuk pemeriksaan instrumen, dengan cara
membandingkannya terhadap instrumen lainnya yang memiliki karakteristik yang
sama atau instrumen/alat ukur yang lebih akurat.
Kesalahan-kesalahan
instrumen dapat dihindari dengan cara :
- pemilihan instrumen yang tepat untuk
pemakaian tertentu
- penggunaan faktor-faktor koreksi,
jika mengetahui banyaknya kesalahan instrumental.
- Mengkalibrasi instrumen tersebut
terhadap instrumen standar.
2. Kesalahan-kesalahan
lingkungan ( environmental errors ), disebabkan oleh keadaan luar,
dan termasuk keadaan disekitar instrumen yang mempengaruhi alat
ukur, seperti :
- pengaruh perubahan temperatur.
- kelembaban.
- tekanan udara luar atau medan maknetik atau medan elektrostatik.
Jadi,
suatu perubahan pada temperatur sekeliling instrumen, mengakibatkan perubahan
sifat-sifat kekenyalan pegas yang terdapat dalam mekanisme kumparan putar, yang
akhirnya akan mempengaruhi pembacaan instrumen.
Cara-cara untuk mengurangi
pengaruh-pengaruh tersebut diatas, antara lain : pengkondisian udara.
- penyegelan komponen-komponen instrumen tertentu dengan rapat sekali.
- pemakaian pelindung maknetik, dan
lain-lain.
Kesalahan-kesalahan sistematis, dapat juga
dikelompokkan kedalam :
1. Kesalahan statis, disebabkan
pembatasan-pembatasan alat ukur atau
hukum hukum fisika yang mengatur tingkah laku alat ukur.
Misalnya, jika sebuah mikrometer diberi tekanan yang
berlebihan untuk memutar poros, maka akan dihasilkan kesalahan statis.
2. Kesalahan
dinamis, disebabkan ketidakmampuan instrumen untuk memberikan respons yang
cukup cepat, jika terjadi perubahan-perubahan dalam variabel yang diukur.
1.4.3Kesalahan-kesalahan
acak ( random errors )
Kesalahan
ini, disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui dan terjadi
walaupun seluruh kesalahan sistematis sudah diperhitungkan.
Pada
pengukuran yang sudah direncanakan dengan baik kesalahan ini umumnya kecil,
akan tetapi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi, kesalahan ini
menjadi sangat penting.
Misalnya
: sebuah voltmeter akan mengukur suatu tegangan yang akan dibaca setiap
setengah jam, meskipun instrumen dioperasikan pada kondisi lingkungan yang
sempurna dan sudah dikalibrasi dengan tepat sebelum pengukuran, akan diperoleh
hasil-hasil pembacaan yang sedikit berbeda selama periode pengamatan.
Perubahan
ini tidak dapat dikoreksi dengan cara kalibrasi apapun dan juga cara
pengontrolan yang ada.
Satu-satunya
cara untuk memperbaiki kesalahan acak ini adalah :
- Penambahan jumlah pembacaan.
- Penggunaan cara-cara statistik,
untuk memperoleh pendekatan yang paling baik terhadap nilai yang
sebenarnya.
1.5 Analisis Statistik ( Statistical Analysis )
Analisis statistik pada data pengukuran adalah
pekerjaan yang biasa, sebab analisis ini memungkinkan untuk menentukan
ketidakpastian hasil pengukuran secara analitis. Hasil suatu pengukuran dengan
metode tertentu, dapat diramalkan berdasarkan sampel data, tanpa memiliki
informasi lengkap tentang seluruh faktor gangguan. Umumnya diperlukan sejumlah
pengukuran yang banyak, agar metoda statistik dan informasi yang dihasilkan
bermanfaat.
Kesalahan-kesalahan
sistematis harus lebih kecil dibandingkan terhadap kesalahan acak, karena
pengerjaan data secara statistik, tidak dapat menghilangkan suatu prasangka
tertentu yang selalu terdapat dalam semua pengukuran.
|
1.5.1Nilai rata - rata ( arithmetic
mean )
Nilai
yang paling mungkin dari suatu variabel yang diukur adalah nilai rata-rata dari
seluruh pembacaan yang dilakukan.
Secara
teoritis pembacaan yang banyaknya tak berhingga, akan memberikan hasil yang
baik, meskipun dalam praktek hanya dapat dilakukan pengukuran yang terbatas.
Nilai rata-rata diberikan oleh persamaan berikut :
|
=
------------------------------------------------------- =
------- ………..( 1 - 1 )
N
N
|
Dimana : = nilai rata -rata
X1
, X2 , ….. , XN =
pembacaan yang dilakukan
N
= jumlah pembacaan
1.5.2Penyimpangan terhadap nilai rata - rata / deviasi ( d )
deviasi
adalah selisih antara suatu pembacaan terhadap nilai rata-rata dalam sekelompok
pembacaan.
|
|
|
d1 = X1 - d2 = X2 - dN = XN -
…..…….( 1 - 2 )
Deviasi
terhadap nilai rata-rata, boleh positip atau negatip, akan tetapi jumlah
aljabar semua deviasi tesebut harus sama dengan nol.
Contoh
7 : Suatu
rentetan pengukuran arus yang tidak saling bergantungan, dilakukan oleh enam
pengamat, menghasilkan :
12,8 mA,
12,2 mA, 12,5
mA, 13,1 mA,
12,9 mA, 12,4
mA,
Tentukan
:
a. nilai rata-rata
b. deviasi terhadap nilai rata-rata
Penyelesaian
:
a. nilai rata-rata :
|
=
------------------------------------------------------------ =
12,65 mA
6
b. deviasi terhadap nilai rata-rata :
d1 =
12,8 - 12,65
= 0,15 mA d2 =
12,2 - 12,65
= - 0,45 mA
d3 =
12,5 - 12,65
= - 0,15 mA d4 =
13,1 - 12,65 =
0,45 mA
d5 =
12,9 - 12,65
= 0,25 mA d6 =
12,4 - 12,65
= - 0,25 mA
Dapat dilihat jumlah aljabar semua
deviasi adalah nol .
( d1 + d2 + d3 + d4 + d5 + d6 = 0 )
1.5.3Deviasi rata - rata ( average
deviation ) D
Deviasi rata - rata : adalah suatu indikasi
ketepatan instrumen - instrumen yang digunakan untuk pengukuran.
Instrumen-instrumen yang
ketepatannya tinggi, akan menghasilkan deviasi rata - rata yang rendah antara
pembacaan-pembacaan.
Deviasi rata-rata, didefinisikan :
penjumlahan nilai-nilai mutlak dari deviasi-deviasi dibagi dengan jumlah
pembacaan.
Jadi, deviasi rata-rata, dapat
dinyatakan sebagai berikut :
d1 +
d2 + d3 +
------ + dN ∑
dN
D
=
------------------------------------------------------------- = ------------- …..……….( 1 - 3 )
N
N
Contoh 8 : Tentukan deviasi
rata-rata dari data yang diberikan pada contoh 7
Penyelesaian :
0,15
+ 0,45 +
0,15 + 0,45
+ 0,25 +
0,25
D
=
-------------------------------------------------------------- =
0,283 mA
6
1.5.4Deviasi standar ( σ )
Deviasi
standar ( root mean square ),
merupakan metode yang sangat ampuh untuk menganalisis kesalahan-kesalahan acak
secara statistik.
Deviasi
standar dari jumlah data tak terbatas didefinisikan sebagai :
akar dari penjumlahan semua deviasi
setelah dikuadratkan dibagi dengan banyaknya pembacaan.
Secara
matematis dituliskan :
d12
+ d22 + d32 +
------- + dN2 ∑ di2
σ =
-------------------------------------------------------- =
---------- …….... ( 1 - 4 )
N
N
Dalam
praktek, jumlah pengamatan adalah terbatas, jadi deviasi standar untuk jumlah
data terbatas adalah :
d12
+ d22 + d32 +
------- + dN2 ∑ di2
σ =
-------------------------------------------------------- =
---------- ……….( 1 - 5 )
N - 1
N - 1
Variansi / Variance ( V )
Suatu
pernyataan lain yang sesungguhnya besaran yang sama adalah variansi ( mean-square deviation ), yang
besarnya sama dengan kuadrat dari deviasi standar, yaitu :
Variansi
( V ) = mean square deviation = σ 2
Variansi
merupakan besaran yang menyenangkan untuk digunakan dalam banyak perhitungan,
karena sifatnya yang aditif, akan tetapi deviasi standar memiliki keuntungan,
karena mempunyai satuan yang sama seperti variabel, sehingga mudah membuatnya
untuk membandingkan besaran-besaran.
Pada
saat ini, hasil-hasil ilmiah, umumnya dinyatakan dalam deviasi standar.
Daftar
Pustaka
1. Wiliam D. Cooper, “ Instrumentasi
Elektronik dan Teknik Pengukuran “